KINGPIN : Kisah Seorang Peretas yang Mengeruk Miliaran Dolor dari Dunia Maya
Tak si berhenti di depan sebuah minimarket di pusat kota
San Francisco, sementara Max Vision, dengan tinggi 6
kaki 5 inci, membayar sopir kemudian keluar dari dalam
mobil, rambut cokelatnya yang tebal diikat ekor kuda. Ia masuk
ke minimarket dan menunggu taksi itu lenyap sebelum akhirnya
keluar untuk berjalan sejauh dua blok menuju rumah persembunyiannya.
Di sekitamya, toko-toko kecil dan kios koran buka dalam
cuaca mendung, dan para pekerja bersetelan berbaris menuju
gedung pencakar langit. Max juga akan bekerja, namun pekerjaannya
tidak akan membuat dirinya berada di rumah untuk
tidur nyenyak .sete]ah bekelja sembilan jam. Kali ini ia akan
menyendiri selama berhari-hari. Begitu ia menjalankan rencananya,
tidak akan ada istirahat. Tidak keluar untuk mencari
makan malam. Tidak ada kencan malam di bioskop. Tak ada
apa pun sampai ia selesai.
Inilah hari di mana ia menyatakan perang.
Langkahnya membawa dirinya ke Post Street Towers, sebuah
bangunan dengan jendela-jendela menjorok yang serupa
berkisi 5 x 14, kosennya dicat dengan wama Jembatan Golden
Gate. Telah berbulan-bulan ia tinggal di kompleks apartemen
ini, berupaya sebaik mungkin untuk berbaur dengan mahasiswa
program pertukaran yang memilih apartemen dengan masa
sewa pendek dan harga murah. Tidak seorang pun tahu
namanya-tentu bukan nama yang sebenarnya. Dan, tidak ada
orang yang mengenal masa lalunya.
Di sini ia bukanlah Max Butler, perusuh dari kota kecil
yang dikendalikan oleh obsesi pada momen kekerasan pengubah
hidup, dan ia bukan Max Vision, yang menyebut dirinya
sendiri ahli keamanan komputer yang dibayar seratus dolar per
jam untuk memperkuat jaringan perusahaan-perusahaan
Silicon Valley. Saat menaiki elevator gedung apartemen, Max
menjadi orang lain: "Iceman" -seorang pemimpin baru yang
bersinar dalam ekonomi kejahatan yang bertanggung jawab
atas miliaran dolar yang dicuri dari perusahaan dan konsumen
Am erika.
Dan, Iceman kenyang.
Selama berbulan-bulan ia menyerang para pedagang di
penjuru negeri, membongkar nomor-nomor kartu kredit yang
bernilai ratusan ribu dolar di pasar gelap. Namun, pasar itu
telah ambruk. Dua tahun sebelumnya para agen Secret Service
menjalankan buldoser virtual terhadap titik perkumpulan
terbesar dunia bawah tanah komputer, menangkap para pemirnpinnya
dengan todongan pistol dan dengan segera mengirim
sisanya ke ruang obrol dan forum-forum Web minorsemuanya
telah diperlemah dengan lubang keamanan dan dipenuhi
oleh agen federal. Kacau.
Belum ada ulasan untuk buku ini.