Buku Pintar Budi Daya 32 Ikan Laut Ekonomis

ISBN: 978 – 979 – 29 – 2610 – 1
Kategori: Buku DRM
Penerbit: Andi
978 – 979 – 29 –
Dibaca: 0 kali
Di perairan laut Indonesia terdapat berbagai spesies ikan (finfish) bernilai ekonomi tinggi, baik ikan pelagis (ikan yang hidup di bagian atas dekat permukaan laut) maupun ikan-ikan demersal (ikan yang hidup di dekat atau di dasar laut). Selama ini produksi ikan—baik ikan pelagis maupun d...

Di perairan laut Indonesia terdapat berbagai spesies ikan (finfish) bernilai ekonomi tinggi, baik ikan pelagis (ikan yang hidup di bagian atas dekat permukaan laut) maupun ikan-ikan demersal (ikan yang hidup di dekat atau di dasar laut).

Selama ini produksi ikanbaik ikan pelagis maupun demersalmasih mengandalkan penangkapan di alam. Sekalipun Indonesia menjadi salah satu negara utama dalam produksi ikan laut, ke depan peningkatan produksi sulit ditingkatkan. Produksi ikan sekitar 6 juta ton dari kegiatan penangakapan sudah merupakan ”lampu kuning” sehingga tidak mungkin lagi ditingkatkan.

Karena itu, peningkatan produksi perikanan lautikan dan nonikanhanya dapat dilakukan melalui kegiatan budi daya perairan atau akuakultur (aquaculture). Khusus dari kelompok ikan (ikan bersirip, finfish), beberapa spesies telah menjadi ikan akuakultur penting, yaitu bandeng (Chanos chanos), beronang (Siganus canaliculatus, S. javus, S. guttatus), kakap putih (Lates calcalifer), kakap jenaha (Lutjanus johnii), kakap tambak (L. argetimaculatus), kakap merah (L. sebae), kerapu bebek (Cromileptes altivelis), kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus), kerapu lumpur (E. Suillus, E. coioides), dan kerapu sunu (Plectropomus leopardus, P. maculatus).

Ikan-ikan di atas telah berhasil dibenihkan secara terkontrol di hatchri atau balai benih dan produksi benihnya sudah dapat dilakukan secara massal, sekalipun produksi benih yang dilakukan oleh hatchri masih sangat terbatas. Baru tiga spesies ikan laut, di mana benihnya sudah dapat diproduksi oleh masyarakat dan telah diekspor, yaitu benih bandeng, kerapu bebek, dan kerapu macan.

Beberapa ikan lain yang telah berhasil dibenihkan di hatchri adalah kuwe macan (Gnathanodon speciosus), kuda laut (Hippocampus kuda), kobia (Rachycentron canadum), bawal bintang (Trachinotus blochii), kakap mata kucing (Psammoperca waigiensis), kerapu batik (Epinephelus microdon), napoleon (Cheilinus undulatus), kerapu kertang (Epinephelus hemiochus), dan klon atau nemo (Amphiphrion ocellaris). Teknologi pembenihan ikan-ikan tersebut telah dikuasai dan terus disempurnakan, namun produksi benihnya masih terbatas dilakukan oleh hatchri dan lembaga penelitian milik pemerintah.

Sementara ikan lain yang masih dalam tahap penelitian pembenihan adalah tuna (Thunnus maccoyi, T. albacares) dan ikan terbang (Cypselurus sp). Sampai saat ini usaha membesarkan larva untuk menghasilkan benih masih sulit dilakukan.

Beberapa spesies ikan laut belum dibenihkan, baik karena penelitian mengenai ikan-ikan tersebut masih terbatas maupun belum ada upaya intensif ke arah itu. Namun ikan-ikan tersebut telah dibudidayakan, khususnya kegiatan pembesaran untuk menghasilkan ikan-ikan konsumsi, dengan membesarkan benih yang ditangkap di alam, misalnya belanak (Mugil cephalus), kuwe biru (Caranx melampygus), kuwe putih (C. sexfasciatus), bawal putih (Pampus argenteus/Stromateus cinereus), bawal hitam (Parastromateus niger), ekor kuning (Caesio sp), dan lencam (Lethrinus sp).

Kegiatan budi daya laut atau marikultur (mariculture/marine aquaculture), termasuk budi daya ikan-ikan laut di Indonesia belum berkembang sebagaimana budi daya air tawar (freshwater aquaculture) dan budi daya tambak atau budi daya air payau (brackishwater aquaculture). Namun perkembangan 20 tahun terakhir menunjukkan kemajuan yang cukup berarti, mulai dari produksi benih beberapa biota laut secara massal, produksi pakan buatan kakap dan kerapu, dan berkembangnya budi daya laut di berbagai daerah.

Perkembangan positif ini diharapkan terus mengalami peningkatan sehingga harapan Indonesia menjadi produsen ikan utama dunia melalui kegiatan akuakultur pada tahun 2015 dengan produksi 16 juta ton tidak hanya isapan jempol. 

Tulis ulasan
Silakan login atau mendaftar untuk memberikan ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini.