Buku Pintar Bisnis Dan Budi Daya Ikan Baung

ISBN: 978–979– 29 – 3875– 3
Kategori: Buku DRM
Penerbit: Andi
978–979– 29 – 387
Dibaca: 0 kali
Baung (Hemibagrus nemurus/Mystus nemurus) yang juga dikenal dengan nama baong, sengal, tenggah, niken, bato, kendinya, dan ikan duri. Baung adalah salah satu ikan spesies asli (indigenous species) perairan umum atau air tawar di Indonesia yang telah dibudidayakan. Baung merupakan ikan air tawar ...

Baung (Hemibagrus nemurus/Mystus nemurus) yang juga dikenal dengan nama baong, sengal, tenggah, niken, bato, kendinya, dan ikan duri. Baung adalah salah satu ikan spesies asli (indigenous species) perairan umum atau air tawar di Indonesia yang telah dibudidayakan. Baung merupakan ikan air tawar bernilai ekonomi tinggi. Di Kalimantan dan Sumatra, harga ikan baung antara Rp20.000,00 - Rp40.000,00/kg di tingkat produsen (penangkap/pembudi daya). Sedangkan harga ikan baung asap (salai/fufu) mencapai Rp90.000,00 - Rp120.000,00/kg. Di Jawa Barat, harga ikan baung lebih tinggi dari harga ikan mas.

Harga tersebut relatif tinggi bila dibandingkan dengan ikan-ikan budi daya air tawar yang umum dan populer, seperti nila (Oreochromis nilotica), mas (Cyprinus carpio), lele (Clarias batrachus, C. gariepinus), patin (Pangasius djambal, P. hypophthalmus), dan bawal air tawar (Colossoma macropomum) yang harganya antara Rp10.000,00 - Rp15.000,00/kg di tingkat produsen.

Ikan air tawar keluarga ikan lele (catfish) ini mempunyai daging yang tebal dan rasa yang khas dan gurih sehingga ikan ini cukup digemari. Di Sumatra dan Kalimantan, masyarakat memiliki masakan khas tertentu yang menggunakan bahan baku dari ikan baung, seperti tempoyak baung Bahkan di Pekanbaru dan Kampar (Provinsi Riau) terdapat restoran yang menyajikan masakan ―serba ikan baung‖.

Tingginya harga baung dipicu oleh minimnya pasokan. Selama ini, pasok- an ikan baung masih berasal dari penangkapan di alam sehingga keter- sediaannya tidak kontinu karena bergantung pada musim. Sementara itu, harga yang tinggi mendorong penangkapan yang intensif dan tidak selektif, bahkan dengan alat dan metode penangkapan yang destruktif. Dengan demikian, kegiatan penangkapan ikan baung di alam dapat menyebabkan padat tangkap (full fishing) bahkan tangkap lebih (over fishing) yang menyebabkan kepunahan spesies (species extinction).

Habitat (tempat hidup) baungsungai, danau, wadukjuga banyak men- dapat tekanan dari kerusakan hutan dan pencemaran. Oleh karena itu, selain diperlukan rehabilitasi ekosistem untuk menyediakan habitat yang sesuai, restocking menjadi salah satu alternatif untuk mencegah kepunah- an ikan baung. Bisnis baung dapat dikembangkan secara komplementer antara penangkapan dan budi daya sehingga selain mendatangkan keun- tungan ekonomi juga ketahanan ekologi.

Penangkapan baung di alam dapat terus dilakukan jika restocking juga di- lakukan terus-menerus. Benih yang di-restocking berasal dari usaha pem- benihan. Restocking dilakukan, baik oleh pemerintah maupun swasta kemudian pengelola restocking memungut biaya dari nelayan penangkap. Dengan cara ini, budi daya dan penangkapan baung berjalan bersama dan lestari.

Sebagai ikan yang mempunyai harga relatif tinggi, baung merupakan salah satu komoditas perikanan budi daya yang prospektif dikembangkan. Baung menjadi salah satu komoditas bisnis (akuabisnis) yang dapat dipilih oleh pengusaha dan calon pengusaha. Untuk mendorong bisnis dan budi daya ikan baung, maka buku berjudul Buku Pintar Bisnis dan Budi Daya Ikan Baung ini ditulis. Sebagai ikan bernilai ekonomi tinggi maka pengembangan bisnis baung harus berbasis pada budi daya. Budi dayapembenihan dan pembesaranikan baung dimaksudkan untuk menghasilkan ikan untuk kebutuhan konsumsi yang terus meningkat. Di samping itu, produksi benih digunakan untuk restoc- king dalam rangka mempertahankan kegiatan penangkapan dan mence- gah kepunahan baung di alam. 

Tulis ulasan
Silakan login atau mendaftar untuk memberikan ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini.