Buku Pintar Pemeliharaan 14 Ikan Air Tawar Ekonomis Di Keramba Jaring Apung

ISBN: 978 – 979 – 29 – 1650 – 8
Kategori: Buku DRM
Penerbit: Andi
978 – 979 – 29 –
Dibaca: 0 kali
Indonesia mempunyai potensi perairan umum (air tawar) yang cukup luas, diperkirakan mencapai 54 juta ha yang terdiri dari sungai, danau, rawa-rawa, waduk, dan genangan air lainnya. Perairan umum tersebut selain merupakan daerah penangkapan ikan (fishing ground) juga sebagai lahan untuk budi daya...

Indonesia mempunyai potensi perairan umum (air tawar) yang cukup luas, diperkirakan mencapai 54 juta ha yang terdiri dari sungai, danau, rawa-rawa, waduk, dan genangan air lainnya. Perairan umum tersebut selain merupakan daerah penangkapan ikan (fishing ground) juga sebagai lahan untuk budi daya ikan. Kedua kegiatan ini ternyata berjalan tidak seimbang.

Penangkapan di perairan umum telah mencapai titik optimum bahkan telah mencapai padat tangkap (full fishing) dan tangkap lebih (over fishing). Apalagi tekanan terhadap stok ikan di perairan umum tidak hanya melulu kegiatan penangkapan tetapi juga pencemaran perairan umum, menurunnya debit air, dan pembabatan hutan yang tidak terkendali sehingga menyebabkan rusaknya habitat ikan.

Menghadapi kondisi ini maka selain perlu dilakukan konservasi lingkungan untuk menjaga kelangsungan plasma nutfah perikanan di perairan umum, juga perlu ditingkatkan usaha pem- budidayaan ikan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani (ikan) yang terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan.

Mengingat makin sempitnya lahan budi daya ikan maka pe- ningkatan produksi dapat dilakukan dengan intensifikasi usaha melalui peningkatan padat penebaran, input teknologi, peng- gunaan bibit unggul, dan pengelolaan secara tepat. Usaha peme- liharaan ikan air tawar di keramba jaring apung (KJA) merupa- kan salah satu teknik budi daya ikan intensif yang berkembang cukup pesat terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Sementara diluar kedua pulau tersebut, usaha ini kurang berkembang. Untuk mendukung pengembangan budi daya ikan air tawar, khususnya di KJA, terutama di luar pulau Jawa dan Sumatera, maka penulis mencoba menghadirkan buku ini.

Budi daya ikan air tawar sistem KJA di Jawa dan Sumatera sudah sangat intensif. Ikan nila (Oreochromis nilotica), mas (Cyprinus carpio), dan gurami (Osphronemus gouramy), belakangan me- nyusul patin (Pangasius sp.), dan bawal air tawar (Colossoma macropomum), merupakan ikan yang paling banyak dibudi- dayakan di KJA. Intensifikasi budi daya ikan sistem KJA bahkan telah mencapai titik jenuh yang ditandai dengan tingginya penumpukan bahan organik dari sisa pakan dan kotoran ikan di dasar perairan waduk/danau.

Oleh karena itu, ketika terjadi peristiwa arus balik atau umbalan (upwelling), terjadi kematian ikan budi daya yang besar. Arus balik adalah peristiwa alam biasa yang terjadi karena perbedaan suhu yang tinggi antara permukaan dan bagian bawah badan air. Namun karena arus balik ini mengangkut bahan organik dari dasar perairan yang rendah oksigen dan beracun maka menim- bulkan kematian bagi ikan budi daya. Dengan demikian, selain perlu menebar ikan pemakan organik untuk mengurangi limbah di dasar waduk/danau, jumlah KJA pun perlu disesuaikan dengan kemampuan daya dukung perairan. Di samping itu, untuk ke depan, di luar pulau Jawa dan Sumatera, terutama Sulawesi, Kalimantan, dan Papua, menjadi pilihan untuk pe- ngembangan budi daya ikan sistem KJA.

Pembahasan dalam buku ini dibatasi pada ikan-ikan konsumsi tawar yang ekonomis. Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa teknologi budi daya ikan di KJA membutuhkan modal yang besar dan produksi tinggi. Karena itu, hanya ikan-ikan ekonomis yang mudah diserap pasar yang lebih cocok dibudidayakan di KJA. Jenis ikan ekonomis yang dibahas dalam buku ini antara lain bawal air tawar (Colossoma macropomum), baung (Hemibagrus nemurus/Mystus nemurus), belida (Chitala lopis/Notopterus chitala), betutu (Oxyeleotris marmorata), gabus (Channa striata/Ophiocephalus striatus), gurami (Osphronemus gouramy), jelawat (Leptobarbus hoevenii), karper rumput atau kowan (Ctenopharyngodon idellus), lele (Clarias batrachus, C. maladerma, C. gariepinus, C. gariepinus var), mas (Cyprinus carpio), nila (Oreochromis nilotica), nilem (Osteochilus hasselti), patin (Pangasius djambal,P. hypophthalmus), dan tawes (Barbodes gonionutus/Puntius javanicus).

Tulis ulasan
Silakan login atau mendaftar untuk memberikan ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini.