Lurik, Pesona, Ragam dan Filosofi

ISBN: 978-979-29-5104-2
Kategori: Buku DRM
Penerbit: Andi Yogyakarta
978-979-29-5104-2
Dibaca: 1 kali
Lurik sudah dikenal berabad-abad lalu di Jawa. Keterangan tertua mengenai lurik terdapat dalam prasasti Polengan ll tahun 877 M diterbitkan Rakai Kayuwangi yang memerintah kerajaan Mataram Hindu (851-882 M). Dalam prasasti itu disebutkan winaih kain halang pakan welah 1. Kata halang pakan yang dimak...

Lurik sudah dikenal berabad-abad lalu di Jawa. Keterangan tertua mengenai lurik terdapat dalam prasasti Polengan ll tahun 877 M diterbitkan Rakai Kayuwangi yang memerintah kerajaan Mataram Hindu (851-882 M). Dalam prasasti itu disebutkan winaih kain halang pakan welah 1. Kata halang pakan yang dimaksud adalah pakan malang yaitu garis-garis melintang pada kain lurik.

Kata lurik berasal dari akar kata rik yang artinya garis atau parit yang dimaknai sebagai pagar pelindung bagi pemakainya. Di masa lalu kain lurik dipakai hampir oleh semua orang, sebagai busana sehari-hari. Untuk wanita dibuat kebaya, selendang, dan jarik (kain untuk bawahan). Untuk pria, dibuat baju, yang disebut beskap (Solo), atau surjan (Yogyakarta). Selain itu, lurik juga dibuat selendang atau jarik gendong.

Warna lurikpun memiliki makna yang mendalam tentang perenungan hidup, bukan sekadar warna estetika fashion. Misalnya, warna lurik yang mendekati abu-abu melambangkan kasih sayang dan restu raja terhadap prajurit seperti abu yang tidak dapat dibakar api.

Buku ini menuturkan secara lengkap, mulai dari sejarah pertenunan di Indonesia, makna filosofis corak-corak lurik, pembuatan lurik, hingga wisata tenun dan lurik. Buku ini juga berisi pengalaman penulis dalam menelusuri jejak lurik di beberapa tempat yang sejak dulu aktif membuat lurik seperti desa Pengkol, Sleman dan desa Betakan, Moyudan, Sleman. Termasuk juga Boro (Kulonprogo), Jati Sarono (Nanggulan), Klaten, Delanggu, Pedan, Cawas, Jepara dan Tuban

Tulis ulasan
Silakan login atau mendaftar untuk memberikan ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini.