Buku Siswa - Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SD Kelas II

978-979-1274-83-8
Dibaca: 0 kali
Kita bersyukur kepada Allah yang Mahakuasa atas terbitnya buku Pendidikan Agama Katolik dan BudiPekerti yang telah direvisi dan diselaraskan sesuai perkembangan Kurikulum 2013.Agama terutama bukanlah soal mengetahui mana yang benar atau yang salah. Tidak ada gunanyamengetahui tetapi tidak melakukann...

Kita bersyukur kepada Allah yang Mahakuasa atas terbitnya buku Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti yang telah direvisi dan diselaraskan sesuai perkembangan Kurikulum 2013.

Agama terutama bukanlah soal mengetahui mana yang benar atau yang salah. Tidak ada gunanya

mengetahui tetapi tidak melakukannya, seperti dikatakan oleh Santo Yakobus: “Sebab seperti tubuh

tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yakobus 2:26).

Demikianlah, belajar bukan sekadar untuk tahu, melainkan dengan belajar seseorang menjadi tumbuh

dan berubah. Tidak sekadar belajar lalu berubah, tetapi juga mengubah keadaan. Begitulah Kurikulum

2013 dirancang agar tahapan pembelajaran memungkinkan siswa berkembang dari proses menyerap

pengetahuan dan mengembangkan keterampilan hingga memekarkan sikap serta nilai-nilai luhur

kemanusiaan.

Pembelajaran agama diharapkan mampu menambah wawasan keagamaan, mengasah keterampilan

beragama dan mewujudkan sikap beragama peserta didik yang utuh dan berimbang yang mencakup

hubungan manusia dengan Penciptanya, sesama manusia dengan lingkungannya. Untuk itu, pendidikan

agama perlu diberi penekanan khusus terkait dengan penanaman karakter dalam pembentukan

budi pekerti yang luhur. Karakter yang ingin kita tanamkan antara lain: kejujuran, kedisiplinan, cinta

kebersihan, cinta kasih, semangat berbagi, optimisme, cinta tanah air, kepenasaran intelektual, dan

kreativitas.

Nilai-nilai karakter itu digali dan diserap dari pengetahuan agama yang dipelajari para siswa dan

menjadi penggerak dalam pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan, dan perbaikan

perilaku anak didik agar mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidup mereka secara selaras, serasi,

seimbang antara lahir-batin, jasmani-rohani, material-spiritual, dan individu-sosial. Selaras dengan itu,

pendidikan agama Katolik secara khusus bertujuan membangun dan membimbing peserta didik agar

tumbuh berkembang mencapai kepribadian utuh yang makin mencerminkan diri mereka sebagai gambar

Allah, sebab demikianlah “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah

diciptakan-Nya dia” (Kejadian 1:27). Sebagai makhluk yang diciptakan seturut gambar Allah, manusia

perlu mengembangkan sifat cinta kasih dan takut akan Allah, memiliki kecerdasan, keterampilan, budi

pekerti luhur, memelihara lingkungan, serta ikut bertanggung jawab dalam pembangunan masyarakat,

bangsa dan negara. [Sigit DK: 2013]

Buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ini ditulis dengan semangat itu.

Pembelajarannya dibagi-bagi dalam kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam usaha

memahami pengetahuan agamanya. Akan tetapi, pengetahuan agama bukanlah hasil akhir yang dituju.

Pemahaman tersebut harus diaktualisasikan dalam tindakan nyata dan sikap keseharian yang sesuai

dengan tuntunan agamanya, baik dalam bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial. Untuk itu, sebagai

buku agama yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi, rencana pembelajarannya dinyatakan

dalam bentuk aktivitas-aktivitas. Di dalamnya, dirancang urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam

kegiatan-kegiatan keagamaan yang harus dilakukan siswa. Dengan demikian, buku ini menuntun

apa yang harus dilakukan siswa bersama guru dan teman-teman sekelasnya untuk memahami dan

menjalankan ajaran iman katolik.

Buku ini bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan

dalam Kurikulum 2013, siswa didorong untuk mempelajari agamanya melalui pengamatan terhadap

sumber belajar yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Lebih-lebih untuk usia remaja perlu

ditantang untuk kritis sekaligus peka dalam menyikapi fenomena alam, sosial, dan seni budaya.

Peran guru sangat penting untuk menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersedian kegiatan yang

ada pada buku ini. Penyesuaian ini antara lain dengan membuka kesempatan luas bagi kreativitas guru

untuk memperkayanya dengan kegiatankegiatan lain yang sesuai dan relevan dengan tempat di mana

buku ini diajarkan, baik belajar melalui sumber tertulis maupun belajar langsung dari sumber lingkungan

sosial dan alam sekitar.

Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia sebagai lembaga yang bertanggungjawab atas ajaran

iman Katolik berterima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

atas kerja sama yang baik selama ini mulai dari proses penyusunan kurikulum hingga penulisan buku

teks pelajaran ini.

Tulis ulasan
Silakan login atau mendaftar untuk memberikan ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini.

Tags/penandaan: Buku Sekolah, SD, Pendidikan Agama Katolik