Buku Siswa - Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SD Kelas II
Kita bersyukur kepada Allah yang Mahakuasa atas terbitnya buku Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti yang telah direvisi dan diselaraskan sesuai perkembangan Kurikulum 2013.
Agama terutama bukanlah soal mengetahui mana yang benar atau yang salah. Tidak ada gunanya
mengetahui tetapi tidak melakukannya, seperti dikatakan oleh Santo Yakobus: “Sebab seperti tubuh
tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yakobus 2:26).
Demikianlah, belajar bukan sekadar untuk tahu, melainkan dengan belajar seseorang menjadi tumbuh
dan berubah. Tidak sekadar belajar lalu berubah, tetapi juga mengubah keadaan. Begitulah Kurikulum
2013 dirancang agar tahapan pembelajaran memungkinkan siswa berkembang dari proses menyerap
pengetahuan dan mengembangkan keterampilan hingga memekarkan sikap serta nilai-nilai luhur
kemanusiaan.
Pembelajaran agama diharapkan mampu menambah wawasan keagamaan, mengasah keterampilan
beragama dan mewujudkan sikap beragama peserta didik yang utuh dan berimbang yang mencakup
hubungan manusia dengan Penciptanya, sesama manusia dengan lingkungannya. Untuk itu, pendidikan
agama perlu diberi penekanan khusus terkait dengan penanaman karakter dalam pembentukan
budi pekerti yang luhur. Karakter yang ingin kita tanamkan antara lain: kejujuran, kedisiplinan, cinta
kebersihan, cinta kasih, semangat berbagi, optimisme, cinta tanah air, kepenasaran intelektual, dan
kreativitas.
Nilai-nilai karakter itu digali dan diserap dari pengetahuan agama yang dipelajari para siswa dan
menjadi penggerak dalam pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan, dan perbaikan
perilaku anak didik agar mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidup mereka secara selaras, serasi,
seimbang antara lahir-batin, jasmani-rohani, material-spiritual, dan individu-sosial. Selaras dengan itu,
pendidikan agama Katolik secara khusus bertujuan membangun dan membimbing peserta didik agar
tumbuh berkembang mencapai kepribadian utuh yang makin mencerminkan diri mereka sebagai gambar
Allah, sebab demikianlah “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia” (Kejadian 1:27). Sebagai makhluk yang diciptakan seturut gambar Allah, manusia
perlu mengembangkan sifat cinta kasih dan takut akan Allah, memiliki kecerdasan, keterampilan, budi
pekerti luhur, memelihara lingkungan, serta ikut bertanggung jawab dalam pembangunan masyarakat,
bangsa dan negara. [Sigit DK: 2013]
Buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ini ditulis dengan semangat itu.
Pembelajarannya dibagi-bagi dalam kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam usaha
memahami pengetahuan agamanya. Akan tetapi, pengetahuan agama bukanlah hasil akhir yang dituju.
Pemahaman tersebut harus diaktualisasikan dalam tindakan nyata dan sikap keseharian yang sesuai
dengan tuntunan agamanya, baik dalam bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial. Untuk itu, sebagai
buku agama yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi, rencana pembelajarannya dinyatakan
dalam bentuk aktivitas-aktivitas. Di dalamnya, dirancang urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam
kegiatan-kegiatan keagamaan yang harus dilakukan siswa. Dengan demikian, buku ini menuntun
apa yang harus dilakukan siswa bersama guru dan teman-teman sekelasnya untuk memahami dan
menjalankan ajaran iman katolik.
Buku ini bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan
dalam Kurikulum 2013, siswa didorong untuk mempelajari agamanya melalui pengamatan terhadap
sumber belajar yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Lebih-lebih untuk usia remaja perlu
ditantang untuk kritis sekaligus peka dalam menyikapi fenomena alam, sosial, dan seni budaya.
Peran guru sangat penting untuk menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersedian kegiatan yang
ada pada buku ini. Penyesuaian ini antara lain dengan membuka kesempatan luas bagi kreativitas guru
untuk memperkayanya dengan kegiatankegiatan lain yang sesuai dan relevan dengan tempat di mana
buku ini diajarkan, baik belajar melalui sumber tertulis maupun belajar langsung dari sumber lingkungan
sosial dan alam sekitar.
Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia sebagai lembaga yang bertanggungjawab atas ajaran
iman Katolik berterima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
atas kerja sama yang baik selama ini mulai dari proses penyusunan kurikulum hingga penulisan buku
teks pelajaran ini.
Belum ada ulasan untuk buku ini.
Tags/penandaan: Buku Sekolah, SD, Pendidikan Agama Katolik